Jakarta, Pemeriksaan kesehatan paru dengan spirometri digelar pagi ini di Car Free Day (CFD),
Jl Jendral Sudirman Jakarta. Banyak pengunjung tertarik untuk mencoba,
termasuk para perokok yang ingin mengetahui kondisi paru-parunya.
"Saya sering merokok makanya pas ada pemeriksaan seperti ini saya ingin melakukan pengecekan terhadap paru-paru saya. Untung hasilnya masih baik karena masih muda," ujar Joko (31), salah satu pengunjung yang melakukan pemeriksaan.
Selain Joko, ada juga Saini (27) yang juga seorang perokok. Ia memanfaatkan pemeriksaan gratis tersebut dan agak terkejut melihat hasilnya.
"Hasilnya masih ringan, tetapi sudah ada penyempitan di paru-paru. Agak kaget sih tahu kondisinya cuma belum perlu banget untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Saini
Pemeriksaan kesehatan paru dengan spirometri digelar dalam rangka memperingati Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sedunia. Jika tertarik untuk periksa, acara yang diinisiasi oleh para dokter spesialis paru ini masih berlangsung hingga pukul 11.00 WIB.
PPOK merupakan penyakit paru yang penyebab utamanya adalah asap rokok. Racun rokok mengiritasi saluran pernapasan dan paru, dan jika berlangsung selama bertahun-tahun akan membuat jaringan paru mengeras. Akibatnya, darah kekurangan oksigen dan memperberat kerja jantung.
Kepala departemen pulmologi dan ilmu kedokteran respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Faisal Yunus, PhD, SpP(K) menjelaskan bahwa gejala awal penyakit ini adalah batuk berdahak. Kemudian akan berlanjut dengan mudah kelelahan yang disebabkan oleh sesak napas.
"Penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Apabila sudah terkena penyakit ini akan terus memburuk," ujar Prof Faisal.
Maka bagi Anda yang memiliki risiko PPOK, sebaiknya lakukan pengecekan secara medis. Jangan sampai penyakit tersebut terlambat terdeteksi dan akhirnya memburuk. Dan bagi yang merokok, dianjurkan untuk berhenti merokok.
"Saya sering merokok makanya pas ada pemeriksaan seperti ini saya ingin melakukan pengecekan terhadap paru-paru saya. Untung hasilnya masih baik karena masih muda," ujar Joko (31), salah satu pengunjung yang melakukan pemeriksaan.
Selain Joko, ada juga Saini (27) yang juga seorang perokok. Ia memanfaatkan pemeriksaan gratis tersebut dan agak terkejut melihat hasilnya.
"Hasilnya masih ringan, tetapi sudah ada penyempitan di paru-paru. Agak kaget sih tahu kondisinya cuma belum perlu banget untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Saini
Pemeriksaan kesehatan paru dengan spirometri digelar dalam rangka memperingati Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sedunia. Jika tertarik untuk periksa, acara yang diinisiasi oleh para dokter spesialis paru ini masih berlangsung hingga pukul 11.00 WIB.
PPOK merupakan penyakit paru yang penyebab utamanya adalah asap rokok. Racun rokok mengiritasi saluran pernapasan dan paru, dan jika berlangsung selama bertahun-tahun akan membuat jaringan paru mengeras. Akibatnya, darah kekurangan oksigen dan memperberat kerja jantung.
Kepala departemen pulmologi dan ilmu kedokteran respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Faisal Yunus, PhD, SpP(K) menjelaskan bahwa gejala awal penyakit ini adalah batuk berdahak. Kemudian akan berlanjut dengan mudah kelelahan yang disebabkan oleh sesak napas.
"Penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Apabila sudah terkena penyakit ini akan terus memburuk," ujar Prof Faisal.
Maka bagi Anda yang memiliki risiko PPOK, sebaiknya lakukan pengecekan secara medis. Jangan sampai penyakit tersebut terlambat terdeteksi dan akhirnya memburuk. Dan bagi yang merokok, dianjurkan untuk berhenti merokok.